Minggu, 04 Desember 2011

metodologi penelitian


METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan Penelitian |Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Karena data daninformasi yang peneliti kumpulkan lebih banyak bersifat keterangan-keterangan atau penjelasan yang bukan berbentuk angka. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Margono, 2005 : 36) penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut Margono, bahwa ada beberapa ciri penelitian kualitatif yaitu : Metodologi Penelitian
  • Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung
  • Manusia merupakan alat (instrumen utama pengumpul data)
  • Analisis data dilakukan secara induktif
  • Penelitian bersifat deskriptif analitik
  • Tekanan penelitian berada pada proses
  • Pembatasan penelitian berdasarkan fokus
  • Perencanaan bersifat lentur dan terbuka
  • Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama
  • Pembentukan teori berasal dari data
  • Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif
  • Penelitian bersifat menyeluruh (holistik)
  • Tehnik sampling cenderung bersifat posposive
  • Makna sebagai perhatian utama penelitian (Margono, 2005 : 36-42)

Berangkat dari ciri-ciri penelitian kualitatif di atas, maka dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif yang sifatnya natural/alamiah.

B.    Kehadiran Peneliti

Peneliti  melakukan observasi mengamati dengan cermat terhadap obyek penelitian. Untuk memperoleh data tentang penelitian ini, maka peneliti terjun langsung ke lapangan. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai instrumen kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan subyek dalam waktu penelitian yang sudah ditetapkan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan ciri penelitian kualitatif. Sebelum peneliti hadir di lapangan peneliti memperoleh izin terlebih dahulu dari pihak-pihak atau instansi-instansi terkait yang bertanggungjawab sesuai dengan prosedur yang berlaku. Peneliti hadir sebagai pewawancara atau pengumpul data tanpa mempengaruhi kehidupan subyek.

C.    Sumber Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang valid, akurat serta meyakinkan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan di SMPN I Praya Barat maka sumber data sangat dibutuhkan. Menurut Suharsimi (2006 : 129) mengatakan bahwa sumber data adalah "subyek darimana data diambil atau diperoleh".
Sumber data dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dapat memberikan informasi di lokasi penelitian. Adapun sumber data dalam penelitian ini bisa berasal dari : Kepala  Sekolah  SMPN I Praya Barat, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, siswi SMPN 1 praya Barat, dan pihak-pihak yang dapat memberikan informasi tentang peranan pendidikan agama Islam dalam membina etika berpakaian siswi SMPN 1 Praya Barat Tahun Ajaran 2008/2009.

D.    Tekhnik Pengumpulan data | Metodologi Penelitian
Proses pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian, begitu pula dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik relevan dengan jenis penelitian kualitatif. Beberapa tekhnik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a.    Tekhnik Observasi
Observasi merupakan alat pengumpul data yang dilakukan secara sistematis. Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk ditafsirkan secara ilmiah.

Secara umum observasi dapat dilakukan dengan cara yaitu: | Metodologi Penelitian
1.    Observasi Partisipan
Adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observasi dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan di observasi.
2.    Observasi Non Partisipan
Merupakan suatu proses pengamatan observer  tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat (Margono, 2005 : 161-162).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi non partisipan, dimana peneliti akan diambil dalam tekhnik observasi ini antara lain:
  1. Data tentang peranan pendidikan agama Islam dalam membina etika berpakaian siswi di SMP I Praya Barat.
  2. Data tentang etika berpakaian siswi di SMPN I Praya Barat

b.    Tekhnik Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu wawancara yang akan mengajukan pertanyaan dan orang yang akan diwawancarai yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang akan diajukan (Moleong, 2005 : 186)

Wawancara harus diperoleh dalam waktu yang sangat singkat serta bahasa yang digunakan harus jelas dan teratur. Tekhnik wawancara dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu :
1)    Pembicaraan formal
Wawancara ini sangat tergantung pada pewawancara sendiri tergantung pada spontanitasnya mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai
2)    Pendekatan Menggunakan petunjuk umum wawancara
Jenis ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan, pokok-pokok pertanyaan tidak perlu dipertanyakan secara berurutan. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden
3)    Wawancara Baku Terbuka
Jenis wawancara ini menunjukkan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-kata dan cara penyajian sama untuk setiap responden. Wawancara jenis ini bermanfaat apabila yang diwawancarai jumlahnya banyak (Moleong, 2005 : 187-188)

Pada penelitian ini akan digunakan teknik wawancara yang menggunakan petunjuk umum wawancara, dimana sebelum bertemu dengan informan, peneliti akan mempersiapkan berbagai hal yang akan ditanyakan sehingga berbagai hal yang ingin diketahui dapat lebih terfokus

Adapun data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan wawancara tersebut di atas adalah seperti : aturan-aturan khusus tata cara berpakain siswi di sekolah, bentuk aturan dalam membina etika berpakaian siswi di sekolah, serta sanksi yang diberikan pada siswi yang melanggar etika berpakain di lingkungan sekolah.

c.    Tekhnik Dokumentasi | Metodologi Penelitian

Tekhnik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, parasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya mengisyarat. (Suharsimi, 2006 : 231)

Jadi dapat dipahami bahwa metode dokumentasi merupakan metode yang penting dalam penelitian ini sebab data-data tertulis sangat menunjang dalam menganalisis data
  1. Data yang akan diambil melalui tekhnik ini yaitu:Data tentang gambaran umum lokasi penelitian yaitu SMPN I Praya Barat  Tahun Pelajaran 2008/2009
  2. Data tentang keadaan guru, siswa, sarana dan prasarana SMPN 1 Praya Barat Tahun Pelajaran 2008/2009
  3. Dokumen atau arsip yang berkaitan dengan peranan pendidikan agama Islam dalam membina etika berpakaian siswi SMPN I Praya Barat Tahun Pelajaran 2008/2009


E.    Analisis Data | Metodologi Penelitian

Data yang telah peneliti kumpulkan selama mengadakan penelitian perlu diolah dan dianalisis dengan penuh ketelitian, keuletan dan secara cermat sehingga mendapatkan suatu kesimpulan tentang obyek-obyek penelitian yang baik. Menurut Nazir (1983 : 358) “Analisis data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca.” Berdasarkan definisi tersebut, analisis data dapat dikatakan sebagai suatu cara untuk mengolah dan memaparkan data secara terorganisir dan sistematis.

Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan aturan-aturan yang ada sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. Dalam data ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih mengacu pada pengungkapan data sesuai dengan realita dan tidak menggunakan data statistik.

Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis induktif dan deduktif. Analisis induktif yang artinya dengan menguraikan peristiwa-peristiwa atau data-data yang bersifat khusus untuk kemudian mengumpulkannya dengan bersifat general. Sedangkan analisis deduktif artinya menguraikan peristiwa yang bersifat umum untuk kemudian mengumpulkannya dengan sifat khusus. Jadi, analisis data merupakan langkah lanjutan dari kegiatan pengumpulan data. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan maksud agar data itu mempunyai arti dan mampu memberikan keterangan tentang populasi.

F.    Keabsahan Data | Metodologi Penelitian

Keabsahan data adalah suatu yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk membuktikan data yang diperoleh dengan keadaan yang sesungguhnya dan kredibilitas data itu sendiri bertujuan untuk membuktikan apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan pertanyaan yang sebenarnya. Hal ini perlu dilakukan dalam upaya untuk memenuhi informasi yang dikemukakan oleh penulis sehingga mengandung nilai kebenaran.
Usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan data dapat     dilakukan dengan beberapa tekhnik diantaranya:
a)    Perpanjangan keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam  mengumpulkan data, keikutsertaan hanya dilakukan dalam  waktu  yang lama. Dalam hal ini peneliti melakukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada saat penelitian yang telah dilakukan selama 2  bulan yang dimulai pada tanggal 27 Januari sampai  dengan tanggal 27 Maret 2009. Sedangkan untuk perpanjangan waktu peneliti menambah beberapa minggu pada bulan April 2009.
Dalam penelitian ini peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan data sesuai dengan jadwal penelitian yang telah ditentukan.
b)    Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud "menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan       atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan dari pada hal-hal tersebut dengan rinci (Moleong, 2005 : 329)

Pengamatan sangat dibutuhkan dalam pendekatan penelitian kualitatif dengan tujuan untuk menghindari data yang  tidak  benar  yang diperoleh dari responden yang bisa jadi obyek akan menutup    diri terhadap fakta yang sebenarnya. Oleh karena itu ketekunan   peneliti dalam mengamati sangat dituntut lebih serius. | Metodologi Penelitian

Minggu, 16 Oktober 2011

Dasar Teori Metodologi Penelitia

  • Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial, yang berlaku umum dan sistematis. Karena ilmu berlaku umum, maka darinya dapat disimpulkan pernyataanpernyataan yang didasarkan pada beberapa kaidah umum pula. 
  • 1. Ilmu dan Proses Berpikir Dua buah definisi dari ilmu adalah sebagai berikut. “Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkn dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum.” “Ilmu ialah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis.” Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan di sekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Misalnya, dari pertanyaan apakah bulan mengelilingi bumi, apakah matahari mengelilingi bumi, timbul keinginan untuk mengadakan pengamatan secara sistematis, yang akhirnya melahirkan kesimpulan bahwa bumi itu bulat, bahwa bulan mengelilingi matahari dan bumi juga mengelilingi matahari.



  • Menurut Maranon (1953), ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progress manusia secara menyeluruh. Termasuk di dalamnya pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematis melalui pengamatan dan percobaan yang terus-menerus, yang telah menghasilkan penemuan kebenaran yang bersifat umum. Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama. Dalam memecahkan masalah keduanya dimulai dari adanya rasa gengsi dan kebutuhan akan suatu hal yang bersifat umum. Kemudian timbul suatupertanyaan yang khas, dan selanjutnya dipilih suatu pemecahan tentatif untuk penyelidikan.  Proses berpikir adalah suatu rafleksi yang teratur dan hati-hati. Menurut Kelly (1930), proses berpikir menuruti langkah-langkah berikut:

 Timbul rasa sulit
 Rasa sulit tersebut didefinisikan.
 Mencari suatu pemecahan sementara.
 Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa
pemecahan tersebut adalah benar.
 Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental (percobaan).
 Mengadakan penilitan terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara
menatal untuk diterima atau ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa sulit.
 Memberikan suatu pandangan ke depan atau gambaran mental tentang situasi yang akan datang
untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.

  • 2. Definisi Penelitian
  • Whitney mengutip beberapa definisi tentang penelitian yang diturunkan di bawah ini. Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Parsons, 1946). Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum. (John, 1949). Penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur dari situasi  orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu (Dewey, 1936).
  • Dari definisi-definisi tentang penelitian, maka nyata bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi. Penelitian juga dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi artian yang terus-menerus terhadap sesuatu. Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific method) disebut penelitian ilmiah. Dalam penelitian ilmiah ini, selalu ditemukan dua unsur penting, yaitu unsur observasi (pengamatan) dan unsur nalar (reasoning) (Ostle, 1975).

Metode Penelitian

A.    Pendekatan Penelitian

Untuk mendapatkan pemahaman yang substantive terhadap permasalahankepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan pelaksanaan proses belajar mengajar di SMPN maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Pendekatan kualitatif cenderung menggunakan analisa induktif, dimana proses penelitian dan pemberian makna terhadap data dan informasi lebih ditonjolkan, dengan ciri utama pendekatan ini adalah bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta naturalistic.

Dalam kaitan ini Arief Furchan (1999: 22) menerangkan sebagai berikut:
Metode kualitatif ialah “proses penelitian yang menghasilkan data deskriftif, ucapan atau tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari orang-orang itu sendiri, menurut pendapat kami pendekatan ini langsung menunjukan setting dan individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan. Subyek penyelidikan baik berupa organisasi atau individu tidak mempersempit menjadi variable yang terpisah atau menjadi hipotesa melainkan dipandang sebagai sebagian dari suatu keseluruhan”.

Dari pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa pendekatan kualitatif” berusaha mendapatkan data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati. 

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan alasan mengacu pada beberapa alasan sebagai mana yang dikemukakan oleh. Margono (2000: 37) antara lain:
  1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang, seperti yang dialami oleh penelitian kualitatif sehingga intisari konsep yang ada pada data dapat diungkap.
  2. Untuk menaggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis akibat dari adanya hipotesis yang disusun sebelumnya berdasarkan berfikir deduktif seperti dalam pemikiran kuantitatif.
  3. Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variable yang sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif padahal permasalahan dan variable dalam masalah social sangat kompleks.
  4. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumerasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.

Disamping alasan diatas, dalam peneitian ini digunakan pendekatan kualitatif disebabkan beberapa hal yang cukup penting antara lain: pertama, karena latar belakang penelitian tidak bersifat homogen, kedua, karena penelitian ini ingin mengungkap data dengan apa adanya sesuai dengan hasil temuan dilapangan tentang kepemimpinan kepala sekolah di SMP


B.    Kehadiran Peneliti

Untuk mendapatkan data-data yang valid dan obyektif tehadap apa yang diteliti maka kehadiran peneliti dilapangan dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti sebagai pengamat langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang akan diteliti sangat menentukan hasil penelitian, maka dengan cara riset lapangan sebagai pengamat penuh secara langsung pada lokasi penelitian peneliti dapat menemukan dan mengumpulkan data secara langsung. Jadi dalam penelitian ini, insrtumen penelitian adalah peneliti sendiri yang sekaligus sebagai pengumpul data. Sedangkan instrument-instrumen yang lain merupakan instrument pendukung atau instyrumen pelengkap oleh karena itu kehadiran peneliti dilapangan sangatlah diperlukan.

Adapun tujuan kehadiran peneliti dilapangan adalah untuk mengamati secara langsung keadaan-keadaan atau kegiatan-kegiatan yang berlangsung, fenomena-fenomena social dan gejala-gejala fsikis yang terjadi di sekolah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengamati langsung apakah kejadian-kejadian tersebut akan berbeda jauh atau relevan dengan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara.
C.    Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh (Arikunto, 1996: 114).
Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, siswa,dan pegawai tata usaha yang ada di SMP Penentuan sumber data tersebut didasarkan pada asumsi bahwa subyek yang menjadi sumber data mengetahui pelaksanaan proses kepemimpinan di SMP. Jenis data yang ingin diperoleh adalah mengenai pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan pelaksanaan proses belajar mengajar, kendala-kendala kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan pelaksanaan proses belajar mengajar di SMP dan solusi mengatasi kendala-kendala kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan pelaksanaan proses belajar mengajar serta data-data yang lain yang dibutuhkan untuk melengkapi penyusunan skripsi.

D.    Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sekaligus berfungsi sebagai instrument utama yang terjun kelapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan data melalui observasi maupun wawancara dan interviu secara lebih rinci teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1.    Metode Observasi (Pengamatan).

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistimatik gejala-gejala yang diselidiki. (Supardi, 2006: 88). Senada dengan itu Yehoda dkk, (2006: 89) menjelaskan pengamatan akan menjadi alat pengumpulan data yang baik apabila:

a)    Mengabdi pada tujuan penelitian
b)    Direncanakan secara sistematik
c)    Dicatat dan dihubungkan dengan proposisi-prosposisi yang umum
d)    Dapat dicetak dan dikontrol validitas, relibilitas, dan ketelitianya.

Pada metode pegamatan ini, penulis terjun langsung untuk mengamati secara langsung terhadap pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah, kegiatan-kegiatan dan fenomena-fenomena sosial yang terjadi sebagai dampak dari pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan.

Data yang diperlukan dalam metode pengamatan ini adalah, mengamati secara langsung kepemimpinan kepala sekolah, pelaksanaan proses belajar mengajar, kegiatan-kegiatan guru, kegiatan-kegiatan siswa, serta kegiatan yang dilakukan oleh tata usaha dalam rangka menciptakan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik dan kondusif.

2.    Metode Interview

Metode ini disebut juga dengan metode wawancara, yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan melalui Tanya jawab secara langsung dengan sumber data.

Sehungan dengan hal ini Margono (2003: 165) mengemukakan bahwa: “interview merupakan alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan juga, cirri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi”.

Dalam wawancara secara mendalam ini dilakukan oleh peneliti terhadap informan yang menjadi oyek dari penelitian ini yaitu pimpinan sekolah, guru, siswa serta tata usaha. Wawancara ini bertujuan untuk memeperoleh informasi yang ada relevansinya dengan pokok persoalan penelitian yaitu kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan pelaksanaan proses belajar mengajar tersebut.

Data wawancara yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu tentang kepemimpinan kepala sekolah, kendala-kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah, solusi mengatasi kendala-kendala kepemimpinan kepala sekolah serta data-data yang ada relevanya dengan pokok persoalan peneliti.

3.    Metode Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif terdapat sumber data yang berasal dari bukan manusia seperti dokumen, foto-foto dan bahan statistic.

Metode dokumentasi ini merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang paling mudah, karena peneliti hanya mengamati benda mati dan apabila mengalami kekeliruan mudah untuk merevisinya karena sumber datanya tetap dan tidak berubah.

Menurut Arikunto (2000: 234) metode dokumentasi adalah: ”mencari data mengenai hal-hal atau variasi yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah kabar, majalah, prasasti, notulen, raport, leger dan sebagainya”.

Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi srtuktur organisasi lembaga sekolah, data guru, siswa, data pegawai tata usaha, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah SMP dan data-data lain yang dibutuhkan untuk melengkapi penyusunan skripsi ini. 
Analisis data penelitian kualitatif pada dasarnya sudah dilakukan sejak awal kegiatan penelitian sampai akhir penelitian. Dengan cara ini diharapkan terdapat konsistensi analisis data secara keseluruhan. Karena mengingat penelitian ini bersifat deskriptif, maka digunakan analisa data filosofis atau logika yaitu analisa induktif.

Metode induktif adalah metode berpikir dengan mengambil kesimpulan dari data-datayang bersifat khusus. Sebagai mana yang telah dijelaskan oleh Sutrisno, yaitu: “….Berfikir induktif berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus, kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum”. (Sutrisno, 1986: 42

Dalam penelitian ini digunakan metode induktif untuk menarik suatu kesimpulan terhadap hal-hal atau peristiwa-peristiwa dari data yang telah dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang bisa digeneralisasikan (ditarik kearah kesimpulan umum), maka jelas metode induktif ini untuk menilai fakta-fakta empiris yang ditemukan lalu dicocokan dengan teori-teori yang ada. Sedangkan mengenai data yang telah terkumpul, maka dalam hal ini digunakan dua langkah dalam menganalisis data tersebut antara lain yaitu:

1.    Persiapan

Dimana dalam persiapan kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:
  • Mengenai nama dan kelengkapan interview (sumber informasi) dan benda-benda yang merupakan sumber data yang telah dikumpulkan.
  • Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrument pengumpul data dan isian-sisian data yang terkumpul dari sumber informasi penelitian, termasuk didalamnya tentang tanggal pengutipan data, tanggal interview dan tanggal dilakukan observasi.

2.    Penerapan

Dalam penyusunan skripsi ini, penerapan yang digunakan adalah penerapan yang sesuai dengan penerapan kualitatif, yang lebih cenderung menggunakan analisa induktif yang berangkat dari khusu ke umum, maksudnya ialah mengungkapkan proses pelaksanaan kepemimpinan yang diterapkan, serta factor-faktor yang mendukung dan menghambatat pelaksanaan dari kepemimpinan kepala sekolah tersebut. Analisi Data


F.    Kredibilitas Data Atau Temuan

Setelah penafsiran data, maka akan dilakukan pemeriksaan kredibilitas data. Ada beberapa teknik pemeriksaan kredibilitas data, diantaranya memperpanjang keikut sertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi, analisis kasus negative, kecukupan reprensial, pengecekan anggota, uraian rinci dan auditing. (Moleong, 1996: 175).

Dalam penelitian ini penulis memilih dua tehknik utama yaitu:

1.    Tehknik triangulasi atau pengecekan kebenaran data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data sebagai pembanding. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tehknik triangulasi dengan sumber data yang menjadi subyek penelitian. Dengan kata lain, peneliti akan membandingkan dan mengecek balik derajad keabsahan data pada waktu yang berbeda serta dengan alat dan metode yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

2.    Tehknik pembahasan teman sejawat melalui diskusi 

Dalam penelitian ini, hasil analisis sementara akan selalu dikonfirmasikan dengan data atau ionformasi baru yang diperoleh dari sumber yang lain. Prosesur ini juga akan dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda, misalnya observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari berbagai sumber data tentang pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah di SMP akan dibandingkan dalam upaya mengecek kredibilitas data. Metode penelitian kualitatif

Prinsip metodologi

  • Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.[rujukan?] Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode.[rujukan?] Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. [1] Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.[rujukan?] Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. [2] Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.[rujukan?]



  • Prinsip metodologi

Beberapa prinsip metodologi oleh beberapa ahli, di antaranya:

  • A. Rene Descartes
  • Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukakan 6 (enam ) prinsip metodologi yaitu:[rujukan?]
  • 1. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang. Akal sehat menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
  • 2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian. Descartes mengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu:
  • (a) Jangan pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya, dengan cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda lebih dari pada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi,
  • (b) Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik.
  • (c) Arahkan pemikiran anda secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit, setahap demi setahap ke pengetahuan yang paling kompleks, dan dengan mengandaikan sesuatu urutan bahkan di antara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru.
  • (d) Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti tidak suatu pun yang ketinggalan.
  • (e)Langkah yang digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti.[rujukan?]

  • 3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode sebagai berikut[rujukan?]:
  • (a) Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak.
  • (b) Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan.
  • (c) Berusaha lebih mengubah diri sendiri dari pada merombak tatanan dunia.


  • 4. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera.[rujukan?] Kita memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain.[rujukan?] Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu, namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.[rujukan?]
  • 5. Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani yang meluas).[rujukan?] Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik.[rujukan?] Atas ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani.[rujukan?] Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh.[rujukan?] Jiwa manusia itu abadi.[3] B. Alfred Julesayer
  • Dalam karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:[rujukan?]
  • 1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan
  • 2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna
  • 3. Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun.[4]
  • C. Karl Raimund Popper
  • K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. K.R. Popper mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:[rujukan?]
  • 1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
  • 2. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (observasi) secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum. K.R. Popper menolak cara kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris.
  • 3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin diperkokoh (CORROBORATI[5]ON).